Nasihat dari Sebuah Sumur
Nasihatالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
*SUMUR*
Sebuah sumur bila di timba airnya setiap hari tidak akan pernah kering, ada terus air di dalamnya.
Anehnya kalau dalam satu hari saja airnya tidak di timba ketinggian air yang ada di dalam sumur itu tidak meningkat. Tetap saja seperti semula.
Inilah hukum alam.
Di mana di dalam alam terdapat misteri yang bertujuan untuk selalu memberi dan keseimbangan.
Sesungguhnyaa kehidupan kita juga sama dan serupa dengan sumur ini.
Pada umumnya orang berpikir bahwa jika kita memberi apa yang kita miliki pasti akan berkurang dari apa yang di miliki semula.
Tapi kalau kita mau belajar dari sumur ini, semakin banyak memberi akan semakin banyak air yang mengalir kepadanya
Dalam hal memberi tidak harus dalam bentuk uang atau materi.
Kita bisa memberi dalam bentuk apa saja yang kita miliki.
Saat kita mengajarkan dan memberi ilmu, maka dengan sendirinya kemampuan kita akan semakin meningkat.
Yang perlu diperhatikan adalah jangan memberi karena terpaksa, jangan memberi karena ingin dipuji, jangan memberi untuk menunjukkan bahwa kita kaya dan jangan memberi karena kebiasaan.
Sebaiknya kita memberi karena Allah menggapai Ridho Allah dan menginginkan orang lain bisa bahagia, bisa hidup lebih baik & layak
Dengan mengembangkan sikap mental memberi yang murni, kita yakin setiap orang bisa melakukannya
Pilihan terserah pada diri kita.
Sedangkan manfaat langsung yang bisa kita rasakan saat memberi adalah perasaan kepuasan batin
Dan inilah sebenarnya kebahagiaan sejati.
Semoga kita senantiasa bersyukur, lebih bermanfaat dan lebih baik lagi.
Transaksi Jual Beli Yang Aneh
Kisahالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Imam Abu Hanifah suatu hari kedatangan seorang perempuan yang membawa pakaian sutra di tangannya.
Perempuan ini berniat menjual kain mewah tersebut kepadanya.
"Berapa harganya?," tanya Imam Abu Hanifah.
"Seratus dirham."
"Tidak. Nilai barang ini lebih dari seratus dirham."
Keruan saja si perempuan heran. Lazimnya pembeli selalu menawar barang dagangan dengan harga lebih murah. Tapi yang dilakukan ulama besar itu aneh.
Perempuan itu pun melipatgandaan harganya menjadi empat ratus dirham.
"Bagaimana bila barang itu lebih mahal lagi?" tanya Abu Hanifah.
"Anda bercanda?" perempuan tersebut tercengang.
"Datangkanlah seseorang untuk menaksir harganya!" Kata Abu Hanifah.
Perempuan itu akhirnya menghadirkan seorang laki-laki yang biasa menjual kain. Kata si laki-laki,
"Pakaian sutra ini seharga lima ratus dirham."
Maka Imam Abu Hanifah membayarnya kontan dengan harga lima ratus dirham.
Beliau paham, perempuan tersebut menjual sutranya karena sedang sangat membutuhkan uang.
Apa yang dilakukan Imam Abu Hanifah adalah di luar logika umum tentang untung-rugi dalam sudut pandang materi.
Sang imam sebenarnya punya kesempatan untuk memanfaatkan keluguan perempuan tersebut, lalu meraup keuntungan yang melimpah.
Namun, budi pekertinya yang luhur membuatnya bersih dari nalar eksploitatif semacam itu.
Beliau memberi contoh bahwa membeli sesuatu tak harus selalu berpikir bahwa kita mesti mendapat barang sebagus-bagusnya dengan harga semurah-murahnya.
Apalagi bila si pembeli tahu, penjual barang adalah orang yang membutuhkan pertolongan. Artinya, membeli juga bisa berarti membantu.
Teladan ini barangkali relevan dengan keadaan kita sekarang, di tengah gemarnya orang berbelanja di minimarket milik segelintir pemodal besar, ketimbang warung tetangga yang menjadi sumber nafkah keluarga dan pendidikan anak-anaknya.
Atau bersikerasnya orang menawar harga sayuran di pedagang kecil yang bernilai ribuan namun di kesempatan lain menghabiskan puluhan ribu hingga ratusan ribu di restoran tanpa tawar-menawar atau merasa dirugikan bahkan terkandang tdk mengambil uang kembaliannya.
Semoga kita bisa terus istiqomah beribadah dg penuh kesungguhan dan hanya berharap ridho Allah.
Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.
Membaca Al Qur'an Membuat Waktu Jadi Berkah
Nasihatالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Seorang guru yang berpesan kepada anak muridnya
*"Jangan engkau tinggalkan membaca Al-Quran, semakin banyak engkau membacanya, engkau akan mendapati urusanmu akan bertambah mudah"*.
🌹Lalu anak murid itu mengikut apa yang dinasihatkan oleh gurunya, pada permulaannya dia mampu membaca 3 juz Al-Quran sehari,
🌹Lalu dari hari kehari, jumlah helaian yang mampu dibacanya bertambah, dan dia mendapati urusannya semakin dipermudahkan oleh Allah,
🌹Kemudian dia bertanya kepada gurunya "wahai guruku, aku mendapati jumlah helaian Al-Quran yang mampu aku baca semakin meningkat, sedangkan aku seorang yang sibuk dengan kerjaku"
🌹Maka gurunya berkata "waktu seharianmu menjadi berkah, kerana banyaknya engkau membaca Al-Quran, engkau terasa seakan-akan mampu melakukan banyak urusanmu walaupun hanya waktu yang singkat.."
🌹Subahanallah
Melalui kisah tadi sudah membuktikan bahawa, apabila kita membaca Al-Quran waktu kita menjadi lebih berkah.
🌹Secara logiknya, bila kita membaca banyak helaian al-Quran, ia akan mengambil masa yang lama bukan??
🌹Mesti hanya sedikit waktu yang berbaki, sehingga kita hanya mampu melakukan hanya sedikit urusan lain, tetapi
🌹Semakin banyak al-Quran kita baca, kita akan mendapati semakin banyak pula urusan yang mampu kita lakukan.
Bukan karena waktu 24 jam itu bertambah, tetapi kerana *BERKAHnya waktu, dan karena urusan kita DIPERMUDAHkan oleh Allah Sang Penjaga masa kita*.
Rasulullah Sallallahu alai'hi wassalam bersabda;
*"Barangsiapa yang bangun di pagi hari, dan hanya dunia yang difikirkan olehnya, sehingga seolah-olah ia tidak melihat hak Allah keatas dirinya* maka Allah akan menanamkan 4 *penyakit* padanya:
🍄- Kebingungan yang tiada putusnya.
🍄- Kesibukan yang tidak ada hujungnya.
🍄- Keperluan yang tidak pernah merasa cukup. dan
🍄- Angan-angan yang tiada penghujungnya.
(HR. IMAM THABRANI)
Semoga kita bisa terus istiqomah beribadah dg penuh keikhlasan berharap ridho Allah.
Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.
Dunia Tempatnya Bukan di Hati
Nasihat
Di ceritakan suatu ketika di kota Tarim, Hadhramaut ada seorang sholeh yang bernama sayyid Alwi Al Masyhur. Seorang yang sangat mengagungkan sunnah Nabi Muhammad saw. Suatu saat beliau kehilangan sebuah peti berisi harta yang merupakan modal dari seluruh perdagangannya, sehingga anggota keluarga dan para kerabat pun sibuk mencarinya.
Begitulah para salafunassholih berpegang teguh terhadap sunnah Nabi Muhammad saw. Mereka tidak bangga jika anak mereka berhasil dalam urusan dunia. Namun mereka justru bangga dan senang ketika melihat anak cucu mereka berakhlaq dan meneladani sunnah Nabi Muhammad saw. Bukan berarti kita tidak boleh mengejar dan mencari harta dunia. Carilah dunia sebanyak mungkin, namun janganlah duniamu mengalahkan akhkiratmu. Contohlah mereka salafunassholihin. Harta yang melimpah tidak menjauhkan kedekatan mereka dari Allah. Uang yang banyak tidak mengurangi kesibukan mereka dalam meneladani sunnah Nabi Muhammad saw. Dunia hanya ada ditangan mereka, dan di hati mereka hanya ada Allah dan Nabi mulia Muhammad saw.
Sumber : dikutip dari ceramah habib Umar bin Hafidz
Masa Kanak - Kanak Imam Al Husain
KisahPada Masa kanak-kanaknya Imam Al-Husain Seringkali ke Masjid dan duduk di bawah mimbar Rosulullah serta menghafalkan segala yang Nabi Muhammad khutbahkan, kemudian Al-Husain kecil pulang dan menceritakan kepada Ibundanya Sayyidah Fathimah Az-Zahra.
habib ahmad bin hasan alattos
*اهل الوداد*
SEMUANYA BAIK UNTUK KITA
Nasihatالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
*SEMUANYA BAIK UNTUK KITA*
Ada org yg diuji dg _*pasangannya*_
Ada org yg diuji dg _*jodohnya*_
Ada org yg diuji dg _*kesehatannya*_
Ada org yg diuji dg _*keturunannya*_
Ada org yg diuji dg _*karirnya*_
Ada org yg diuji dg _*kecantikannya*_
Ada org yg diuji dg _*kesulitannya*_
Ada org yg diuji dg _*rejekinya*_
Ada org yg diuji dg _*kemudahannya*_
Ada juga org yg diuji dg _*kenikmatannya*_
*Sebenarnya adanya Kenikmatan dan Kesulitan adalah Ujian-Nya*
*JANGAN PIKIR HANYA KITA SEORANG YANG DIUJI OLEH-NYA*
*JANGAN TANYA KEPADA ALLAH*
Ya Allah, mengapa harus aku ???
Mengapa semua terjadi padaku ???
Ketika Allah Subhanahu wata'ala memberi beban di pundak, jangan bertanya mengapa kita diberi yang berat
*Tapi mintalah agar pundak kita mampu untuk memikulnya*.
Yakinlah akan ada *KEMUDAHAN* setelah *KESULITAN*
Allah memberi kita ujian ini karena Allah mengetahui bahwa kita mampu.
Tetaplah Istiqomah meski Iman kita kadang melemah.
*1. Jangan pernah menghindar,*
*2. Jangan pernah lari,*
*3. Hadapi semua ini dengan Ikhlas Sabar, Usaha, Doa dan Tawakkal.*
*4. Nikmati semua ini dengan Istighfar,*
*5. Pastikan ini kasih sayang Allah dalam bentuk Nikmat yang lain,* *Insyaa Allah ...*
Semangat menyongsong Ridho Nya...
*JANGANLAH PERNAH MEMINTA BEBAN YANG RINGAN, TETAPI MINTALAH BAHU YANG KUAT. INSYAA ALLAH BERSAMA ALLAH BISA PASTI BISA DAN YAKIN BISA*
Semoga kita digolongkan sebagai hamba yang taqwa.
Semoga kita bisa terus istiqomah beribadah dg penuh keikhlasan berharap Ridho Allah.
Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat.